kisahku di UIN SGD Bandung

baju putih,celana hitam,dan berbalutkan dasi hitam saat pertama kali aku datang di kampus ini,rasa bingung menghapiri apa yg mesti dilakukan pada saat itu,tanpa ragu akupun segera memasang muka ramah dengan harapan ada satu,dua teman baru yg bisa jalan berdampingan,dan al hasil ada teman baru yg bernasib sama waktu itu.
3 hari kegiatan ta'aruf(red-OPAK) selesai terlendingkan. rasa bangga menjadi se-orang mahasiswa mulai terasa ketika aku mulai melakukan civitas akademik yg sehari-hari disibukan dengan sekelumit tugas dari dosen(berniat menjadi mahasiswa teladan) hari demi hari ku jalani,tanpa ragu aku pun mulai merasa jenuh dengan semua ini,akan tetapi rasa itu tidak terlalu akui hiraukan karena tanggung jawab terhadap orang tua yg bisa membuat aku terus bersemangat untuk menjalani nya

hingga pada suatu hari,sekitar smester 4 aku mulai mencoba mencari suasana baru,yg hingga akhirnya aku menajadi salah seorang pengurus di tingkat fakultas(atas rekomendasi senior)karena tanggung jawab organisas inii aku terlalu di sibukan dengan berbagai macam program kerja yang harus terlendingkan ketika itu,dan akhirnya tanggung jawab ku terhadap orang tua tertunda ,karena merasa tanggung jawab oraganisasi lebih penting.

masih ada perasaan tidak puas dalam benak ku ketika itu. sehingga aku putuskan untuk mengikuti organ ekstra agar apa yg menjadi tanggung jawab organisasi bisa lebih afdol kalo dibarengi dengan organ ekstra.setelah dari sana petualangan organisasi ku tidak berhenti sehingga teman-teman,adik-adik ,dan para senior mempercayakan aku untuk menjadi ketua di tingkat jurusan, apa yg aku ingin dan aku cita-citakan semuanya aku peroleh lewat organisasi.

waktu berlalu begitu cepat sehingga aku tak menyadari saat ini telah di ujung masa.aku baru sadar ketika hari yg seharus nya aku bisa menyelesaikan tanggung jawab terhadap orang tua,hari yg seharusnya aku melihat senyum kebahagiaan kedua orang tua,hari yg seharus nya aku melihat kebanggan dari kedua orang tua...terbuang sia-sia.
aku merasa menjadi anak yg tidak bertanggung jawab terhadap orang tua.........

hingga akhirnya aku sadar semua nya tak perlu untuk di sesali,mulai ku susun serpihan-serpihan amanat orang tua yg sempat terurai berai dan berharap masih ada kesempatan untuk menyelesaikan nya.....